rindu



sudah lama sekali sejak aku menamatkan pendidikan sma. di masa itu aku teah mendapatkan apa yang aku mau dan aku butuhkan. sejak smp, aku ingin sekali berkunjung ke paris (bukan parangtritis lhoo :D). dan aku sadar kalau ingin pergi ke sana setidaknya aku harus sedikit bisa berbahasa perancis. mungkin jawaban tuhan agar aku dapat lebih dekat lagi dengan kota itu, aku harus rela masuk sma yang sebenarnya bukan kemauanku. 

tanpa disangka tanpa diduga, di sma tempat aku sekolah ada jurusan bahasa yang bahasa unggulannya adalah bahasa perancis. oh mon deau! aku seneng banget. sejak kelas satu, aku sudah memutuskan untuk masuk jurusan bahasa apapun resiko dan tantangannya. wali kelas waktu itu tidak setuju karena aku punya keahlian di bidang sains. seorang guru sosiologi juga bilang kalau aku punya kemampuan sosial. tapi dengan badan tegak mata lurus ke depan, aku bilang tidak. aku sudah memutuskan masuk kelas bahasa sejak pertama kali masuk sekolah itu. orang tuaku pun dipanggil dan ditelpon juga agar aku mengurungkan niatku untuk masuk kelas bahasa. tetapi untungnya orangtuaku berpihak pada keputusanku yang pada akhirnya aku satu step lebih dekat dengan paris, yaitu dengan belajar bahasanya terlebih dahulu.

menjelang kelulusanku, aku juga sudah memantapkan keputusanku untuk mengambil jurusan sastra perancis di gadjah mada. aku juga ditawari untuk ikut daftar di uny mengambil pendidikan bahasa perancis tanpa tes, hanya dengan mengandalkan nilai-nilai yang lumayan memuaskan. di gadjah mada aku memilih hubungan internasional pada pilihan pertama, kemudian sastra arab, dan sastra perancis pada pilihan terakhir. pasti bingung yaa katanya aku pengen banget masuk sastra perancis, tapi kok diletakin di akhir pilihan. itu semua karena seorang guru yang mengatakan bahwa kita harus menempatkan pilihan kita sesuai dengan akreditasi jurusan. sial bin sial, aku tidak diterima di sastra perancisnya, malah di pilihan kedua, sastra arab. tapi ada berita gembira juga kalau aku juga diterima di uny pendidikan. aku berpikir lagi kenapa pendidikan. kan agak susah kalau sudah lulus melamar jadi guru bahasa perancis. tapi kalau aku harus masuk gadjah mada, kenapa jurusannya sastra arab. tapi kali ini aku mengalah dengan hati, aku memilih masuk ke gadjah mada atas saran beberapa orang terpercaya.

toh di sastra arab gadjah mada, pada semester enam kami semua mendapatkan mata kuliah bahasa perancis. dan sudah bisa ditebak, bukannya sombong bukannya sesumbar, aku menjadi yang paling menonjol karena kemampuanku. lumayanlah pelajaran dulu di sekolah bisa bermanfaat juga di jenjang yang lebih tinggi. 

sejak itu, aku sudah jarang sekali berhadapan dengan teks-teks bahasa perancis. hal yang sering aku lakukan hanyalah mencari lagu-lagu perancis untuk mengobati rasa rinduku akan bahasa yang menurut sebagian besar orang itu seksi. 

dan pada saat ini, saat aku mulai meikirkan bagaimana caranya aku bisa belajar bahasa perancis lagi, dan aku sudah memiliki keputusan kalau pada semester tiga besok akan mengambil kelas privat bahasa perancis di institut perancis indonesia, aku, seorang pengagum bahasa perancis, mendapat banyak pencerahan. tau gak, aku menemukan sebuah puisi berbahasa arab yang niatnya akan aku jadikan sebagai bahan tesis. aku mencoba mencarinya dalam versi indonesia. tapi tau gak? tidak ada dalam wujud bahasa inggris. tapi apa? dalam bahasa perancis. wow it was amazing, my feeling. hahaha akhirnya aku berhadapan lagi dengan bahasa perancis. dan itu yang memudahkan aku untuk menerjemahkan puisi itu ke dalam bahasa indonesia. dari arab ke perancis, lalu indonesia. dan pelajaran pada jenjang smaku gak pernah sia-sia. aku sedikitpun tidak merasa kesulitan. aku bahagia. yaa, bahagiaaaaaaaaaaaaaaaa

siang hari ketika di depanku, di depan komputer perpus, di samping keyboard, ada sebuah teks perancis yang sedang aku garap menjadi teks indonesia, hari ini hari kamis tanggal 29 januari 2015 jam 2.40 pm. tentu, dalam keadaan yang bahagiaaaa :)

Komentar