Sunday morning. Yap, sebuah nama pasar pagi yang sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat Jogja.
Rencana mau jalan2 pagi sudah diatur sore hari sebelumnya. Tapi rencana utamanya adalah belajar paps (semacam tes psikologi) di kampus (red: mantankampus) tercinta. Aku, uni, dan yayun adalah tiga mantan mahasiswa yang sedang berjuang untuk menjadi mahasiswa lagi, tapi ke jenjang yg lebih lanjut lho. Kami janjian di kampus untuk window shopping dulu sebentar di sunmor. Yayun dapet tas, aku dan uni dapet makanan. Kami berjalan-jalan dari jam 9 sampai jam 11, waktu yang sangat panas untuk akhir-akhir ini.
Puas jalan-berhenti-jalan lagi, alhasil kaki ini merasa pegal dan mau patah saja. kami mendapat rahmat kalau kami harusnya belajar di kampus. Langsung saja dari lapak yang paling ujung, kami lagi-lagi berjalan (yaiyalah, masa terbang) menuju kampus tercinta.
Sampai di kampus, belum pegal kaki ini, kami sudah dihadapkan pada soal-soal kuantitatif alias semacam matematika dasar. yah, secara kami ini anak humaniora, tapi gak nutup kemungkinan kalau kami juga harus bisa hitung-hitung supaya tidak terbatas pada ilmu sosial dan bahasa saja.
Tapi tiba-tiba panas yang tadi benar-benar membuat otak ini encer mengerjakan soal-soal, berubah menjadi mendung yang akibatnya sangat fatal menimpa kami. Yah, rasa kantuk pun menyerang. Akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke mushala sekalian melaksanakan kewajiban solat duhur. Ternyata eh ternyata, suasana mushala siang itu tidak mendukung kami untuk melanjutkan belajar. Terus terang saat kami masuk ke mushala, yang ada di pikiran kita ada cepat-cepat berbaring karena masih merasakan pegal.
Dan bisa ditebak, kami tidak pada rencana semula. uni dan yayun bisa-bisanya tidur pulas. Aku hanya bisa melongo melihat mereka berdua mimpi indah.
Lalu mendung itu membuahkan hujan yang cukup deras membuat kami semakin betah di dalam mushala. Apalagi kedua teman masih saja enjoy melanjutkan tidur. Aku sendiri tidak bisa tidur karena rasa dingin menerpa badan. Intinya gak bisa tidur karena tidak ada bantal.hehe.
Lama sekali kami menunggu hujan reda, saat itu kami mulai merasa lapar. Ya jelas lapar karena dari pagi tadi perut belum sempat diisi dengan nasi. Kami mulai panik kelaparan. Tapi karena modal nekat, tepat jam 4 kami menerjang gerimis mengundang (kayak judul lagu aja) menuju ke parkiran dan menyusun rencana mau makan dimana. Akhirnya keputusannya adalah warung inyong.
Sayang seribu sayang, tepat kami sampai di gerbangnya, ada dua mas-mas yang berdiri di depan gerbang melambaikan tangan (bukan untuk menggoda kami) tanda warungnya tutup. Tepok jidat deh, ini perut sudah meronta meminta haknya. Tanpa pikir panjang tujuan makan pindah ke loe-boom. Di sana kami mendapat tempat yang hanya ada 4 meja dan semuanya kosong, itu artinya kami bisa bersikap sesuka hati. Tapi eh tapi, tiba-tiba ada sepasang kekasih menginjakkan kakinya ke meja belakang kami. Yahh, pupus sudah harapan kami. Tapi tak apa, itu bisa menjadi bahan perbincangan kami (namanya juga cewek) haha.
Ketika kami sedang asyik mengobrol, tiba-tiba ada sebuah suara miril gelas jatuh. Ternyata benar, gelas si cewek yang berisi milkshake tumpah. Hahaha kami hanya menahan sedikit tawa yang berbuah pura-pura kaget. Aku pikir mereka akan pindah tempat ke ruang yang lain, ternyata hanya pindah meja doang. Tepok jidat lagi.
Tapi yang paling bikin geli adalah, ketika si cewek mencoba-coba mengambil gambar dengan flash dari kameranya entah ambil gambarnya siapa, si uni kaget gitu dikira petir. Spontan dia nyeletuk "wah, aku di foto", tawaku dan yayun langsung meledak dan memberi kode kalau kilat tadi berasal dari sepasang kekasih yang duduk di belakang uni. Tanpa pikir panjang, aku berusaha menyelamatkan urat malu uni takut keburu putus, aku ikutan nyeletuk "wah, kita difoto sama petir". Alhasil tawa kami bertiga makin meledak. Pasangan itu langsung terdiam dan si cowok beberapa kali aku pergoki sedang memandang ke arah kami. Dikiranya kami tidak tahu kalau kilat itu dari kameranya kali, haha.
Minggu ini minggu crazy. Karena kami bertiga dari pagi hanya tertawa meledak-ledak.
Sunday night
Avril 6, 2014
10.04 PM
Komentar
Posting Komentar