Hanya Kamu

Ketika hati ini kosong. Dulu, dulu sekali. Rasanya hampa selalu menyelimuti setiap gerak kaki. Seakan dunia ini sudah berujung, seakan waktu ini berhenti, seakan langit ini runtuh, seakan bumi, kumpulan debu yang kita pijak ini melebur. Dulu, semua rasa itu dengan mudahnya menguasai diri. Tanpa hati yang terisi, hidup sudah selesai. Lalu berusaha bagaimana menetralkan kembali dan memulai cerita yang baru. Dulu, diri ini tidak memiliki jeda untuk merasa. Yang satu hilang, dengan sigapnya mengganti dengan yang baru. Sungguh serakah diri ini. Syukurku itu dulu.

Sekarang. Ketika hati ini kembali kosong. Aku hanya ingin mengisinya denganmu. Dengan kasih sayangmu aku bisa bergerak, berbagi, bertahan, dan berpijak. Tanpa ada rasa siksa dan sesak. Hati ini semakin teduh karenamu. Aku semakin  mengerti cara kerjamu. Kau selalu menolongku setiap hati ini akan jatuh, sehingga tidak sampai aku sakit. Kau selalu membuatku yakin bahwa tidak ada yang lebih baik daripada keputusanmu. 

Lalu ketika hati ini sudah benar-benar kosong, sekarang, aku hanya ingin berbagi denganmu dulu. Aku ingin merasa dekat denganmu dulu. Sebelum akhirnya hati ini kau putuskan untuk melabuh di sebuah hati yang sungguh-sungguh bisa menerimaku apa adanya seperti kau menerimaku. Dan aku sangat percaya masa itu pasti ada. Karena kau sudah menulisnya lewat sekretarismu. Hanya waktunya saja belum kau tunjukkan. Kini, yang harus aku lakukan hanya menunggu sembari berikhtiar, berusaha, berdoa, dan memohon kepadamu. Kaulah yang memiliki hati ini. Kau yang tahu hati mana yang cocok dengan hati ini. Dan yang aku harapkan adalah hati pilihanmu mampu mencintai hati ini seperti kau mencintaiku, Allah.




Tuesday morning, July 09, 2013
7.04 PM

Komentar