setelah hari yang membahagiakan beberapa waktu yang lalu, saya memiliki banyak mimpi dan agenda yang ingin saya realisasikan. salah satunya adalah menjadi pengajar tpa di salah satu wilayah yang jarang sekali terjamah pendidikan agama.
dan akhirnya saya memiliki kesempatan untuk mewujudkannya. meskipun sedikit dari teman-teman saya yang ikut terjun langsung, tapi semangat itu tidak boleh lepas dari diri saya. meskipun saya harus beraksi sendirian, tapi kekuatan itu tidak boleh berkurang dari dalam diri saya.
sudah tiga kali saya mencoba untuk mengenalkan pendidikan agama kepada anak-anak lingkungan di sana. pertama kalinya, saya merasa syok melihat perilaku dan pergaulan mereka. mungkin syok untuk beberapa kali karena sebelumnya saya sudah pernah berada di sana. kelakuan mereka seperti orang dewasa. perkataan mereka seperti preman. segala bentuk binatang sering sekali mereka keluarkan untuk mengejek teman-teman yang lain. kelakuan secara fisik juga tak kalah kasar dari seorang preman.
saya berpikir, apakah keluarga mereka tidak pernah mengajari mereka segala bentuk kebaikan? apakah keluarga mereka tidak pernah memberikan nasehat yang baik kepada anak-anak mereka?atau keluarga mereka tidak pernah tahu bagaimana kelakuan anak-anak mereka di luar sana? entah bagaimana caranya anak-anak itu bisa menjadi brutal dan memiliki sikap yang tidak menyenangkan.
lalu apakah pihak sekolah anak-anak itu tidak pernah mengajarkan kepada mereka tentang moral dan sopan santun? apakah sekolah anak-anak itu tidak memberikan pelajaran tentang akidah dan akhlak yang seharusnya dimiliki oleh anak-anak? entah bagaimana caranya anak-anak itu bisa menjadi tak terkendali sikapnya.
apakah lingkungan anak-anak itu tidak mendukung mereka untuk berbuat baik dan berbuat manis? apakah lingkungan anak-anak itu tidak menerima kelakuan anak-anak mereka dan memojokkan mereka untuk berperilaku tidak baik? entah bagaimana caranya anak-anak itu berkelakuan seperti monster yang suka menjerit-jerit.
lalu apakah adil kalau semua itu akibat dari keluarga, sekolah, atau lingkungan mereka? sebenarnya ketiganya itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anak-anak itu. lingkungan itu jauh dari kesan pendidikan agama. tetapi apakah ketiganya tidak bisa membuat anak-anak itu lebih bersikap hangat? entah itu kesalahan siapa? dan siapa yang seharusnya disalahkan?
mungkin itu bagian dari tugas kita untuk membantu mengeluakan anak-anak itu dari sarang yang menakutkan dan membahayakan seperti sekarang. dan harapan untuk mereka menjadi lebih baik adalah harapan yang sangat saya inginkan.
-111212-
Komentar
Posting Komentar