pagi ini lahar dingin terpenjara di dalam Merapi. Tetapi lahar dingin satu ini sedang mencoba memaknai sebuah proses kehidupan. yak, pagi yang teramat cerah membuat saya bersemangat untuk melakukan aktivitas hari ini. dimulai dengan niat yang baik, yaitu mengajak kawan-kawan rumah untuk menyenandungkan kalimat-kalimat suci. tapi asal kalian tahu, mereka masih asik sendiri dengan dunia mereka. mengabaikan sebuah niat baik untuk selalu mengingat Sang Pencipta lewat kitab suciNya. dan saya yakin yang akan dinilai adalah prosesnya, bukan hasilnya.
ups, lahar dingin sudah lama tersimpan di dalam Merapi. sampai-sampai saya belum sempat menengok dan memberi sebuah kabar gembira. yak, kabar gembira itu adalah bahwa saya sudah lulus kuliah. dengan nilai yang maksimal dan usaha yang tidak sia-sia. tapi asal kalian tahu, lagi-lagi yang dinilai adalah prosesnya, bukan hasil yang maksimal itu. bagaimana kita ikhlas menjalaninya. bagaimana kita berniat baik dalam menjalankannya. dan bagaimana kita selalu tak henti-hentinya meminta bantuan kepada Yang Maha Esa, berserah diri dan hanya memohon kepadaNya.
apa yang saya alami dan apa yang saya dapatkan tidaklah jauh dari kehendak Tuhan. dan Tuhan sudah mendengar semua doa saya, yaitu yang terbaik untuk saya. dan Tuhan memberikan gelar itu. gelar yang harus saya panggul selama hidup saya. yaitu bagaimana saya bisa menggunakan diri saya dengan gelar itu untuk kemajuan negeri ini. bagi saya, ilmu yang saya dapatkan jauh lebih penting daripada gelar yang ada di belakang nama saya. memang bangga sebenarnya dengan gelar itu, tapi kalau hanya bangga saja tanpa berbuat perubahan dalam diri saya, rasanya hanya buang-buang waktu saja. mulai saat saya mendapatkan gelar itu, saya bertekad untuk memanfaatkan apa yang saya miliki dari gelar itu.
pertama yang saya pikirkan untuk menjadi bermanfaat adalah mengabdi. saya ingin sekali menjadi pengajar yang tak terbatas pada ruang dan waktu. dan waktu ini adalah waktu yang tepat untuk melakukannya. saya telah memilki kesempatan untuk memberikan ilmu dan tenaga saya untuk sebuah pendidikan nonformal di sebuah daerah yang tak jauh dari rumah. melihat kondisi di sana, hati saya tergugah untuk mengajarkan hal-hal yang baik kepada anak-anak kecil di sana, yaitu sebuah pelajaran agama. ketika kawan-kawan saya yang lain mengadu ini itu, mengeluh kalau apa yang kita lakukan tidak akan pernah berhasil, bilang susah mengendalikan emosi anak-anaknya, tetapi semangat saya malah semakin berkobar. semangat saya untuk memanfaatkan diri saya di sana semakin besar. dan saya putuskan bahwa saya tidak akan menyerah.
berjuang memang hal yang tidak mudah. kesabaran salah satu obatnya. dan sabar itu tidak ada batasnya. saya hanya menunggu jawaban Tuhan dengan selalu berusaha dan berdoa padaNya. yang penting proses saya berjalan dengan baik walaupun banyak lika-liku yang harus saya tempuh. dan semoga awal perjuangan saya mengabdi untuk negeri ini diberikan sebuah petikan yang indah. dan bisa berlanjut ke daerah-daerah yang lain.
padamu negeri kami berjanji
padamu negeri kami berbakti
padamu negeri kami mengabdi
bagimu negeri jiwa raga kami
minggu cerah secerah hatiku
29 Juli 2012
12.07 WIB

Komentar
Posting Komentar