malam kembali kelabu..
malam kembali mengingatkanku segalanya..masa lalu..impian..cinta..keluarga..sahabat..
aku akhirnya menangis..di atas sajadahku aku memohon kepadaNya..bukan hanya memohon, tetapi aku meminta ingatan-ingatan keindahan masa lalu yang sedikit demi sedikit mulai hilang tetap ada dalam bayanganku..mulai dari aku harus kehilangan adik kecilku yang jenius..sungguh aku merasa pilu jika harus mengingatnya..tapi aku akan semakin pilu jika harus lupa akan dirinya..tita namanya..sosok anak kecil yang aktif dan cerdas..tawanya tidak pernah lepas dari bibir mungilnya..setiap ada sesuatu yang baru baginya, dia tak pernah lupa untuk menanyakannya..
ketika ayah dan mamanya bercerita tentang kenakalannya saat di pom bensin..aku tertawa, bahkan aku tidak sampai berpikir kalau dia bisa melakukan hal yang nekat karena keingintahuannya yang besar..saat dia memberanikan diri untuk diuji di depan semua murid sekolahnya saat upacara. adik kecilku yang saat itu duduk di bangku kelas dua, tanpa kesusahan menghitung perkalian bilangan tujuh. tujuh kali satu, tujuh kali dua, tujuh kali tiga, sampai tujuh kali sepuluh. dengan lancar dia menyebutkan angak-angkanya. saat aku mengujinya langsung dengan pertanyaan-pertanyaan sekolah. dia dengan cepat menjawabnya. padahal hanya beberapa menit saja dia membaca pelajaran sebelumnya. aku hanya mengangguk-angguk tanda takjub. tanpa berkata apa-apa, aku memberikan kedua jempolku padanya. dan dia terlihat bangga.
saat dia meminta ayahnya yang bekerja sebagai dewan kelurahan di salah satu kelurahan di gambir, untuk tidak menyentuh uang yang bukan haknya. saat dia tidak mau mengambil roti yang terjatuh, hanya jatuh di atas roknya, karena dia pikir potongan roti itu bukanlah rezekinya, tetapi rezeki ayam atau binatang apa yang memakannya. adik kecilku itu sekarang sudah berada di tempat yang sebenarnya. karena Allah sangat menyayanginya. saat aku mendengar berita kematiannya, seakan hidup ini tidak adil. kenapa adik kecilku yang cerdas dan jenius itu harus lebih dulu pergi menghadapNya. dan jawabannya karena Allah sangat mencintainya.
malam kembali mengingatkanku segalanya..masa lalu..impian..cinta..keluarga..sahabat..
aku akhirnya menangis..di atas sajadahku aku memohon kepadaNya..bukan hanya memohon, tetapi aku meminta ingatan-ingatan keindahan masa lalu yang sedikit demi sedikit mulai hilang tetap ada dalam bayanganku..mulai dari aku harus kehilangan adik kecilku yang jenius..sungguh aku merasa pilu jika harus mengingatnya..tapi aku akan semakin pilu jika harus lupa akan dirinya..tita namanya..sosok anak kecil yang aktif dan cerdas..tawanya tidak pernah lepas dari bibir mungilnya..setiap ada sesuatu yang baru baginya, dia tak pernah lupa untuk menanyakannya..
ketika ayah dan mamanya bercerita tentang kenakalannya saat di pom bensin..aku tertawa, bahkan aku tidak sampai berpikir kalau dia bisa melakukan hal yang nekat karena keingintahuannya yang besar..saat dia memberanikan diri untuk diuji di depan semua murid sekolahnya saat upacara. adik kecilku yang saat itu duduk di bangku kelas dua, tanpa kesusahan menghitung perkalian bilangan tujuh. tujuh kali satu, tujuh kali dua, tujuh kali tiga, sampai tujuh kali sepuluh. dengan lancar dia menyebutkan angak-angkanya. saat aku mengujinya langsung dengan pertanyaan-pertanyaan sekolah. dia dengan cepat menjawabnya. padahal hanya beberapa menit saja dia membaca pelajaran sebelumnya. aku hanya mengangguk-angguk tanda takjub. tanpa berkata apa-apa, aku memberikan kedua jempolku padanya. dan dia terlihat bangga.
saat dia meminta ayahnya yang bekerja sebagai dewan kelurahan di salah satu kelurahan di gambir, untuk tidak menyentuh uang yang bukan haknya. saat dia tidak mau mengambil roti yang terjatuh, hanya jatuh di atas roknya, karena dia pikir potongan roti itu bukanlah rezekinya, tetapi rezeki ayam atau binatang apa yang memakannya. adik kecilku itu sekarang sudah berada di tempat yang sebenarnya. karena Allah sangat menyayanginya. saat aku mendengar berita kematiannya, seakan hidup ini tidak adil. kenapa adik kecilku yang cerdas dan jenius itu harus lebih dulu pergi menghadapNya. dan jawabannya karena Allah sangat mencintainya.
gaya kemayunya saat difoto
pas foto sama adiknya yang baru saja potong rambut
kamar berterangkan lampu 10 watt
berbalutkan rasa kasih dan kenangan
020311 pukul 11.36
jaiya... jaiya..... jaiyyya.. hai, jaiyya.... jaiya... jaiya....
BalasHapus