Terlelap Sepuluh Jam -catatan harian mahasiswi cerdas-

Kamis itu, sibuk dengan pikiran sebuah ujian. Ujian yang memang selalu saya nantikan agar cepat selesai. Yah! Biar saya bisa merasakan kebebasan pikiran. Tanpa basa-basi saya membuka buku yang menurut saya lumayan tebal. Isinya ada dua jenis huruf. Indonesia dan Arab tentunya (karena saya kuliah di jurusan itu). Membaca bacaan yang sebagian besar hurufnya disambung, lalu membaca versi bahasa ibu. Saya hanya manggut2 saja serasa sudah bisa menguasai bahan2 ujian (Yah! Lagi2 yang saya ceritakan di blog ini tentang ujian. Maklum, lagi masa ujian. Jadi yang bisa saya keluarkan hanya tentang itu2 saja).

Tapi kali ini nasib saya berbeda dengan tujuh soal yang berhasil membuat saya menangis (baca blog sebelumnya). Kali ini pula saya merasa percaya diri dengan kemampuanku. Lebih PD lagi kalau bisa dikatakan untuk kedua kalinya. Mulai dari sabtu malam sibuk berkutat dengan sebuah buku biru tebal ajaib itu. Sampai rabu malamnya masih saja dengan bacaan itu2 saja. Mulai bosan. Malah mengerjakan tugas salah satu mata kuliah yang sebenarnya gak ada tugas sama sekali. KERAJINAN. Lalu kembali lagi pada bacaan bahan ujian. Masih merasa bosan. Mulai menguap dan kemudian jatuh tertidur (bukan tidur kali ini yang menghabiskan waktu sepuluh jam).

Pagi harinya, merasakan kepedean yang luar biasa. merasa siap untuk bertemu dan bergelut dengan soal-soal yang siap pula disodorkan. Hah! Tangan ini rasanya gatal sekali ingin mencoba menjawabnya. Padahal ujian itu baru akan saya temui saat waktu menunjukkan pukul satu siang. Paginya saya bertemu dengan materi sosiolinguistik. Pagi menjelang siang saya digembirakan dengan mata kuliah selanjutnya yang kosong. Mulai mengotak-atik bacaan bahan ujian. Sedikit merasakan sedikit kecemasan dan penasaran dengan soal2 yang beterbangan di atas kepala.

Ternyata waktu pun menjawab semua kegelisahan saya. Waktu ujian pun cepat sekali menghampiri. Dimulai dengan menggombal dengan salah satu teman. Yah membual, mau apa lagi. Tapi bualan kali ini bukan sekedar membual. Tapi memberi kesenangan pada salah satu kawan. Memberitahu bahwa orang yang pernah dia sukai memang benar menyukainya. Misi terlaksana setelah sekian lama dibutakan dengan rasa lupa. Asisten dosen pun tiba2 masuk dan memberikan apa yang membuat saya sangat penasaran. Dengan gesit mulai menjawab soal satu2. Sampai pada soal nomor empat. Ngik-ngok! Pertamanya gak ada gambaran blas. Artinya aja yang tau cuman satu-dua. Yang lainnya bablas. Tapi dengan kemampuan berpikir yang tak pantang menyerah, berhasil juga mengingat-ingat jawabannya. Kali ini saya benar2 merasakan hasil yang lumayan optimal. Yah! Walaupun ada embel2nya lumayan. Kali ini tidak seperti ujian sebelumnya.

Semua tenaga sudah saya kerahkan untuk memerangi semua soal2. Benar2 terkuras habis. Rasa lapar pun mengundang. Memaksakan kaki melangkah menuju kanting tercinta. BONBIN. Dan hanya ditebus dengan segelas es susu yang nikmat buatan maskiber. Masih meneruskan membual dengan salah satu kawan yang tadi. Dia masih penasaran dengan semua bualan saya. Dan akhirnya membayar dengan gratisan es susu yang saya pesan. Rezeki emang gak pergi kemana.

Membuat janji pula dengan kawan lain. rencana mau mendaftar ikut UGT (University Got Tallent). Sekian lama tak muncul, bosan jadinya. Memutuskan untuk cari suasana baru. Bersama kawan yang lain. Kali ini membual lagi (mungkin karena saking senangnya beban ujian terpanggul berat. Sampai2 ujan deres mengguyur bumi (menggunakan contoh bahan ujian kalimat ini). Terpaksa menunggu sampai terang untuk kembali beraktivitas di rumah.

Sampai rumah, mama masak besar. Bertanya2 dalam hati dan mengingat hari apakah saat itu. Ah iya. Pengajiannya papa. Rencana lepas isya mau bantu2 di dapur. Sebelumnya menyelesaikan bacaan novel tercinta.PUKAT. Tapi setelah bacaan itu habis termakan, buku itu tergeletak tak berdaya. Mata ini susah sekali untuk tetap terbuka. Adzan isya pun belum tercerna oleh telinga saya. Saat itu juga. Detik itu juga. Saya sudah tak berdaya. Tidak sadar dengan panggilan papa. Tidak sadar kalau setan sudah menguasai.

MasyaAllah. Rencana itu benar2 gagal. Gagal mendapatkan pahala. Gagal meringankan beban mama.
Ya ALLAH!!! Jagalah mama saya dan kesehatannya. Saya sangat mencintainya hanya memang karenaMU.

Saya memang lupa membaca doa sebelum tidur. Bangun2 semua pekerjaan sudah diselesaikan mama. Tidak ada lagi yang bisa saya bantu. Sungguh berdosa. SUNGGUH!!!
Lebih berdosanya saya kembali terlelap hanya dengan waktu kurang dari lima belas manit. Bertemu dengan mimpi yang tidak pernah saya ingat. Tubuh itu terasa berat. Saat membuka mata, saat itu saya sadar suara ayam berkokok keras. Pagi hari datang lagi.

Komentar

Posting Komentar